Persatuan Islam versus Persatuan Indonesia?
Oleh: Iip Ariful Mursyidi
Seiring berjalannya sejarah, ketegangan antara keislaman dan keindonesiaan kian hari nampak kian membaik. Saat ini tidak ada lagi ketegangan yang serius dan penuh urat syaraf antara parpol Islam dan parpol nasionalis. PKS yang sangat kental nuansa Islamnya, misalnya, sangat memiliki komitmen kebangsaan yang kuat. Koalisi dengan partai nasionalis pun dibuka lebar oleh PKS. Dan itu sudah dilakukan PKS pada Pemilu 2004 dulu dan pada beberapa Pilkada di beberapa provinsi dan kabupanten /kota.Pada pemilu 2009 pun, besar kemungkinan PKS akan berkoalisi dengan partai nasionalis, seperti Demokrat, Golkar atau bahkan PDIP.
Atas dasar itu, maka tidaklah tepat argumen yang menyatakan bahwa Islam dan kebangsaan adalah dua hal yang saling meniadakan satu sama lain. Sebaliknya, persatuan Islam dan persatuan Indonesia justru menjadi dua unsur yang saling beriringan, saling menopang satu sama lain. Masing-masing adalah identitas. Islan sebagai identitas keagamaan, dan Indonesia sebagai identitas kebangsaan. Jadi, tidak perlu lagi memusuhi Pancasila dan sistem demokrasi yang kini sedang berjalan di negeri tercinta ini. Pancasila memantulkan spirit Islam dan demikian pula halnya dengan demokrasi, senafas dengan prinsip syura yang dipraktikkan nabi dan digariskan dalam al-Qur’an.